Minggu, 06 Mei 2012

Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Karies Gigi

Beberapa Faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi adalah :
1. Faktor Keturunan
Penelitian terhadap 12 pasang orang tua dengan keadaan gigi yang baik, terlihat bahwa anak-anak dari 11 pasang orang rua memiliki keadaan gigi yang cukup baik. Disamping itu dari 46 pasang orang tua dengan prosentase karies yang tinggi, hanya 1 (satu) pasang yang memiliki anak dengan gigi yang baik, 5 (lima) pasang dengan prosentase karies sedang, selebihnya 40 pasang lagi, dengan prosentase karies yang tinggi. Tapi dengan teknik pencegahan karies yang demikian maju pada akhir-akhir ini, misalnya dengan Topikal Aplikasi (Pengolesan Fluor) sebetulnya faktor keturunan dalam proses terjadinya karies tersebut telah dapat dikurangi.
Dental Caries / Karies Gigi
2. Faktor Ras
Pengaruh ras pada terjadinya karies gigi amat sulit ditentukan. Tetapi keadaan tulang rahang sesuatu ras bangsa mungkin berhubungan dengan prosentase karies yang semakin meningkat atau menurun. Misalnya pada ras tertentu dengan rahang yang sempit, sehingga gigi-gigi pada rahang sering tumbuh tidak teratur, tentu dengan keadaan gigi yang tidak teratur ini akan mempersukar pembersihan gigi, dan ini akan mempertinggi prosentase karies pada ras tersebut.
3. Faktor Jenis Kelamin
Dari pengamatan yang dilakukan oleh Milhahn � Turkehem pada gigi M1 (Molar pertama) didapatkan hasil :
a. Pada laki-laki terdapat karies pada M1 Kanan sebanyak 74,5% dan M1 Kiri sebanyak 77,6%.
b. Pada perempuan terdapat karies pada M1 Kanan sebanyak 81,5% dan M1 Kiri sebanyak 82,3%.
Dari hasil ini terlihat bahwa prosentase karies gigi pada wanita adalah lebih tinggi dibanding dengan pria. Prosentase karies molar kiri lebih tinggi dibanding dengan molar kanan, karena faktor pengunyahan dan pembersihan dari masing-masing bagian gigi.
4. Faktor Umur
Sepanjang hidup dikenal 3 phase umur dilihat dari sudut gigi geligi :
a. Periode gigi campuran, disini molar 1 paling sering terkena karies.
b. Periode pubertas (remaja) umur antara 14-20 tahu. Pada masa pubertas terjadi perubahan hormonal yang dapat menimbulkan pembengkakan gusi, sehingga kebersihan mulut menjadi kurang terjaga. Hal inilah yang menyebabkan prosentase karies lebih tinggi.
c. Umur antara 40-50 tahun. Pada umur ini sudah terjadi retraksi atau menurunnya gusi dan papil sehingga, sisa-sisa makanan sering lebih sukar dibersihkan.
5. Faktor Makanan
Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut, pengaruh ini dapat dibagi menjadi 2 :
a. Isi dari makanan yang menghasilkan energi. Misalnya : karbohidrat, protein, lemak, vitamin serta mineral-mineral. Unsur-unsur ini berpengaruh pada masa pra erupsi serta pasca erupsi dari gigi geligi.
b. Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan. Makanan yang bersifat membersihkan gigi, jadi merupakan gosok gigi alami, tentu saja akan mengurangi kerusakan gigi. Makanan yang bersifat membersihkan ini adalah : apel, jambu air, bengkuang dan sebagainya. Sedangkan makanan-makanan yang lunak dan melekat pada gigi amat merusak gigi seperti : bonbon, coklat, biskuit dan sebagainya.
6. Faktor Unsur Kimia
Unsur-unsur kimia yang mempunyai pengaruh terhadap terjadinya karies gigi masih dalam penelitian. Unsur kimia yang paling mempengaruhi prosentase karies gigi ialah fluor. Selain fluor, unsur kimia lain yang menghambat karies adalah Berillium, Aurum (An), Cuprum (Cu), Magnesium (mg), Strontium, dan Zinn. Sedangkan unsur kimia yang menunjang terjadinya karies antara lain : Catmium, Platina dan Selenium.
7. Faktor Air Ludah / Saliva
Pengaruh air ludah atau saliva terhadap gigi sudah lama diketahui terutama dalam mempengaruhi kekerasan email. Didalam air ludah terdapat enzym-enzym antara lain : Belaamylase, Phosphatase, Oxidase, Glykogenase, Kollagenase, Lipase, Protease, Urase dan lain sebagainya. Enzym-enzym ini berasal dari bakteri-bakteri, epithel serta Granulocyt dan Lymphocyt. Enzym-enzym Mucine, Zidine, dan Lysozyme yang terdapat dalam air ludah, mempunyai sifat bakteriostatis yang dapat membuat beberapa bakteri mulut menjadi tidak berbahaya. Sejak tahun 1901 oleh Rigolet, telah diketahui bahwa pasien dengan sekresi air ludah yang sedikit atau tidak ada sama sekali memiliki prosentase karies gigi yang semakin meninggi.
8. Faktor Plak
Plak ini terbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti mucin, sisa-sisa sel jaringan mulut, Leukosit, Limposit dengan sisa-sisa makanan serta bakteri. Plak ini, mula-mula berbentuk agar cair yang lama kelamaan menjadi kelat, tempat bertumbuhnya di mana bakteri. Tidak dapat disangkal bahwa setelah makan kita harus meniadakan plak sebanyak mungkin, karena plak merupakan awal terjadinya kerusakan gigi. Seperti dikatakan oleh Kantorowicf : Gigi yang bersih akan sulit rusak.
(Rasinta Tarigan, 1992, Karies Gigi, Hipokrates, Jakarta).


EmoticonEmoticon