Selasa, 10 November 2015

Bakteri Staphylococcus Aureus dan Bahayanya

Staphylococcus adalah kelompok bakteri yang dapat menyebabkan berbagai penyakit akibat dari infeksi pada jaringan tubuh . Bakteri Staphylococcus lebih akrab dikenal sebagai Staph ( diucapkan " staff " ). 
Nama Staphylococcus berasal dari bahasa Yunani "staphyle" yang berarti sekelompok anggur, dan kokkos, yang berarti buah berry, sehingga bakteri Staph terlihat di bawah mikroskop seperti sekelompok anggur atau buah kecil bulat. Bakteri ini termasuk bakteri gram positif, anaerob fakultatif. 
Penyakit infeksi Staphylococcus mulai dari yang ringan dan tidak memerlukan pengobatan, sampai parah dan berpotensi fatal. Infeksi Staphylococcus dapat menyebabkan penyakit karena infeksi langsung atau karena produksi racun oleh bakteri. Contoh penyakit akibat infeksi bakteri ini misalnya bisul, impetigo, keracunan makanan, selulitis, dan toxic shock syndrome.
staphylococcus aureus
Gambar : www.en.wikipedia.org
Gejala dan tanda-tanda dari infeksi bakteri ini adalah nanah dan abses. Daerah atau area tubuh yang terkena infeksi  biasanya terasa sakit, memerah dan bengkak. 
Methicillin-resistant Staphylococcus aureus, atau dikenal sebagai MRSA, adalah jenis Staphylococcus aureus yang resisten terhadap antibiotik methicillin dan obat lain di kelas ini. Infeksi Staphylococcus aureus dapat diobati dengan antibiotik topikal, oral, atau intravena, tergantung pada jenis infeksi. 
Lebih dari 30 jenis Staphylococcus dapat menginfeksi manusia, tetapi kebanyakan infeksi disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Bakteri ini dapat ditemukan biasanya di hidung dan pada kulit (bisa juga daerah lain tapi jarang)
Sebenarnya pada sebagian besar kasus, bakteri ini tidak menyebabkan penyakit. Namun, kerusakan pada kulit atau luka lainnya memungkinkan bakteri untuk merusak mekanisme antibodi dari tubuh, sehingga terjadilah infeksi. 
Siapapun dapat terkena infeksi bakteri ini, dan risiko yang lebih besar terjadi pada bayi baru lahir, wanita menyusui, dan orang-orang dengan kondisi kronis seperti sakit diabetes, kanker, penyakit pembuluh darah, penyakit paru-paru, orang-orang dengan luka kulit, kateter intravena, sayatan bedah, dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah. 
Infeksi bakteri dapat menular, yaitu kontak langsung dengan luka yang terinfeksi, atau dengan barang-barang perawatan pribadi seperti pisau cukur, perban, dll. Kontak biasa seperti bersentuhan atau bersalaman dimana tidak langsung kontak dengan daerah yang terinfeksi maka kemungkinan kecil akan tertular.
Akibat infeksi bakteri ini misalnya bernanah dapat menyebabkan demam tinggi, menggigil, dan tekanan darah rendah . Infeksi kulit adalah jenis yang paling umum dari penyakit yang dihasilkan oleh Staphylococcus. Infeksi kulit ini dapat berkembang menjadi impetigo (pengerasan kulit) atau cellulitis (peradangan lapisan lebih dalam dari kulit dan jaringan ikat di bawah kulit, yang menyebabkan pembengkakan dan kemerahan). 
Pada wanita menyusui, bakteri ini dapat menyebabkan mastitis (radang payudara), perlu diketahui bahwasannya ketika terjadi mastitis ini dapat melepaskan bakteri ke dalam air susu ibu. 
Ketika bakteri memasuki aliran darah dan menyebar ke organ lain, sejumlah infeksi serius dapat terjadi. Penyebaran organisme ke aliran darah yang dikenal sebagai bakteremia atau sepsis. Pada sakit Pneumonia dapat menyebabkan pembentukan abses dalam paru-paru. 
Infeksi pada katup jantung (endokarditis) dapat menyebabkan gagal jantung. Penyebaran staphylococcus ke tulang dapat mengakibatkan peradangan parah dari tulang yang dikenal sebagai osteomyelitis. Terjadi pula Tromboflebitis yaitu ketika bakteri menginfeksi pembuluh darah. Tromboflebitis paling sering terjadi pada pasien rawat inap. 
Pada orang dengan luka bakar parah di daerah yang luas dari tubuh. Ketika tidak diobati, S. aureus akan membawa kematian. 
Keracunan makanan adalah penyakit dari dalam perut yang menyebabkan mual, muntah, diare, dan dehidrasi. Hal ini disebabkan oleh makan makanan yang terkontaminasi dengan racun yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus. Gejala biasanya berkembang dalam waktu satu sampai enam jam setelah makan makanan yang terkontaminasi. Penyakit biasanya berlangsung selama satu sampai tiga hari dan sembuh dengan sendirinya. Pasien dengan penyakit ini tidak menular karena racun tidak ditularkan dari satu orang ke orang lain. 
Terjadi pula Toxic shock syndrome ditandai dengan demam mendadak tinggi, muntah, diare, dan nyeri otot, diikuti oleh tekanan darah rendah (hipotensi), yang dapat menyebabkan shock dan kematian.


EmoticonEmoticon